Rabu, 23 Agustus 2023 – 18:39 WIB
Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengakui, target lifting minyak dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) kerap memiliki gap yang besar dengan capaian atau realisasinya di tiap tahun.
Baca Juga :
SKK Migas Ungkap Peningkatan Permintaan Gas Domestik Sejalan dengan Eksplorasi dan Produksi
Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf mengatakan, hal itulah yang kerap membuat realisasi lifting minyak dalam beberapa tahun belakangan ini tidak pernah memenuhi target, sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Karenanya, Nanang mengatakan bahwa dengan target lifting minyak sebesar 625 ribu BOPD pada tahun depan, diharapkan hal itu bisa menjadi lebih realistis untuk dicapai.
Baca Juga :
Melalui Pertamina, Presiden Ingin Tingkatkan Kerja Sama Energi di Tanzania
“Karena dari sisi target kita mencoba untuk lebih realistis, angkanya bottom up disesuaikan dengan usulan KKKS (Kontraktor Kontra Kerja Sama),” kata Nanang dalam media briefing ICIOG 2023, di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2023.
Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf. (kanan)
- VIVA/Mohammad Yudha Prasetya.
Baca Juga :
Go Global, Pertamina Perkuat Bisnis Geothermal hingga Hulu Migas di Afrika
Dia mengatakan, target yang realistis itu didasarkan pada outlook lifting minyak tahun ini, yang berada di angka 620-621 ribu BOPD. Sementara itu untuk tahun 2022, realisasi lifting minyak tercatat di angka 612 ribu barel per hari (BOPD).
Dari angka tersebut, Nanang mengaku optimis bahwa target lifting minyak 625 ribu BOPD di 2024 itu akan tercapai, meskipun target yang realistis tersebut tidak serta merta membuat SKK Migas kehilangan semangat mendongrak angka produksi.
Halaman Selanjutnya
“Mindset kita lebih baik target 625 ribu BOPD nanti realisasinya 630 ribu BOPD atau 650 ribu BOPD. Daripada kita diberi target luar biasa, effort juga luar biasa, tapi tidak pernah tercapai,” ujarnya.
Quoted From Many Source